Admin ID

INI DIA FUNGSI DARI ILMU.

cahaya ilmu


-Sarana paling utama menuju taqwa
 
Urgensi ilmu dalam kehidupan seorang mukmin yang bertaqwa
adalah hal yang tidak dapat disangkal. karena ketaqwaan itu
sendiri identik dengan kemampuan merealisasikan ilmu yang
shohih (benar) yang bersumber dari Al Qur’an dan As-Sunnah
sesuai dengan pemahaman salaful umah (pendahulu umat ini).
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman :


ياأيها الناس اعبدوا ربكم الذي خلقكم والذين من قبلكم لعلكم تتقون
 

“Wahai manusia, sembahlah Tuhan kalian yang menciptakan kalian
dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang yang
bertakwa.”


-Amalan yang tidak terputus pahalanya.
 
Ilmu merupakan sesuatu yang paling berharga bagi setiap muslim ,
sebab ilmu akan memelihara pemiliknya dan merupakan beban
bawaan yang tidak berat, bahkan akan semakin bertambah bila
diberikan atau digunakan, serta merupakan amalan yang akan
tetap mengalir pahalanya , meskipun pemiliknya telah wafat,
sebagaiman sabda Rosulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam :


عن أبي هريرة أن رسول االله صلى االله عليه وسلم قال إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من
ثلاثة إلا من صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له
 

3 Pondasi Utama Sebelum Berkata Dan beramal.
Ilmu memiliki kedudukan yang agung dalam din ini, oleh karenanya
ahlus sunnah wal jama’ah menjadikan ilmu sebagai pondasi utama
sebelum berkata-kata dan beramal sebagaimana disebutkan oleh
Imam Bukhory rahimahullaahu ta’ala dalam shohihnya “Bab ilmu
sebelum berkata dan beramal“ berdasarkan firman Allah ta’aalaa:


فاعلم أنه لا إله إلا االله واستغفر لذنبك وللمؤمنين والمؤمنات واالله يعلم متقلبكم ومثواكم
 

“Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah
(sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi
dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan
tempat kamu tinggal.”


Syaikh Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullaahu ta’ala mengatakan:
“Dengan ayat ini Imam Al Bukhori berdalil bahwa kita harus
memulai dengan ilmu sebelum berkata dan beramal. Ini merupakan
dalil naqli yang jelas bahwa manusia berilmu terlebih dahulu
sebelum beramal dan berkata. Sedangkan secara aqli hal yang
membenarkan bahwa ilmu harus dimiliki sebelum beramal dan
berkata karena perbuatan dan perkataan tidak akan dinilai disisi
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa sebagai suatu ibadah jika tidak
sesuai dengan syari’at. Sedangkan seseorang tidaklah mengetahui
apakah amalannya sesuai dengan syari’at atau tidak melainkan
dengan ilmu…” (Syarah Tsalatsatul Ushul).


Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata: “ Barangsiapa meninggalkan
petunjuk jalan, ia tersesat dijalan, dan tidak ada petunjuk jalan
kecuali apa yang dibawa oleh Rosul.


Al Hasan berkata: ”Orang yang beramal tanpa ilmu adalah seperti
orang yang berjalan tidak diatas jalan yang semestinya. orang
yang beramal tanpa ilmu lebih banyak merusak dari pada
memperbaiki carilah ilmu dengan cara yang tidak merugikan
ibadah, dan carilah ibadah dengan cara yang tidak merugikan ilmu.
Jika suatu kaum mencari ibadah dan meninggalkan ilmu, maka
mereka memerangi umat Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Jika mereka mencari ilmu, maka ilmu tidak akan mengarahkan
mereka berbuat kerusakan.”


Perbedaan antara ungkapan ini dengan ungkapan yang sebelumnya
bahwa kedudukan ilmu pada ungkapan pertama ialah tingkatan
pihak yang ditaati, diikuti, disuritauladani, diikuti hukumnya,
sedang kedudukan ilmu pada ungkapan kedua adalah: Tingkatan
petunjuk jalan yang mengantarkan kepada tujuan akhir.


- Ilmu Merupakan Kebutuhan Rohani
 

Kebutuhan rohani terhadap ilmu melebihi kebutuhan jasmani
terhadap makan dan minuman, sebagaimana perkataan imam
Ahmad rahimahullaahu: ”Kebutuhan manusia akan ilmu melebihi
kebutuhannya akan makanan dan minuman, sebab makanan dan
minuman hanya dibutuhkan sekali atau dua kali dalam sehari,
namun ilmu dia dibutuhkan sepanjang tarikan nafasnya.


” Sebab rohani merupakan pengerak utama bagi jasmani jika rohani telah
kering dari ilmu maka pada hakekatnya dia telah mati sebelum
mati dan manusia seperti ini ibarat mayat-mayat yang berjalan,
atau hidup bagaikan binatang ternak yang tidak dapat mengambil
pelajaran dan pengajaran. 

Allah ta’ala berfirman :

ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن والإنس لهم قلوب لا يفقهون ا ولهم أعين لا يبصرون ا ولهم
آذان لا يسمعون ا أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم الغافلو


“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka jahanam

kebanyakan dari jin dan manusia yang mempunyai hati (tetapi)
tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat Allah), dan yang
mempunyai mata (tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti
keesaan Allah) dan yang mempunyai telinga (tetapi) tidak mahu
mendengar dengannya (ajaran dan nasihat); mereka itu seperti
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi; mereka itulah
orang-orang yang lalai. (Qs. Al ‘Araf:179)


Ulama’ robbani merupakan manusia yang memiliki andil yang
paling besar dalam memenuhi kebutuhan rohani mereka, oleh
karenanya jika ulama telah meninggal dunia, maka hal itu
merupakan musibah besar bagi kaum muslimin sebab akan
hilanglah kesempatan bagi umat untuk memenuhi kebutuhan
rohani mereka yang akan mengakibatkan umat ini tenggelam
dalam lautan syahwat dan syubhat. Hasan al Bashri rahimahullaahu
berkata :
 

“Kalaulah bukan karena Ulama, maka jadilah manusia seperti
binatang.”


إن االله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبق
عالما اتخذ الناس رءوسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا (متفق عليه)
 

“Sesungguhnya Alloh tidak mencabut ilmu itu sekaligus begitu saja
dari hamba-hamba-Nya. Akan tetapi Is mencabut ilmu dengan
mewafatkan para ulama, hingga tidak tersisa lagi satu orang alimpun, manusia pun menjadikan pembesar-pembesar mereka orangorang yang bodoh, mereka ditanya dan memberikan fatwa tanpa
ilmu lantas mereka pun sesat dan menyesatkan.” (Muttafaq ‘alayhi)
 

Imam Nawawi rahimahullaahu berkata: ”Hadits ini menerangkan
bahwa yang dimaksud dengan dihilangkannya illmu itu bukanlah
dihilangkannya ilmu itu dari dada para penghafalnya, akan tetapi
maknanya adalah wafatnya para ulama, hingga kemudian manusia
mengangkat orang-orang bodoh yang menghukumi berdasarkan
kejahilan mereka, mereka itu sesat dan menyesatkan (Syarah muslim)


إن من أشراط الساعة أن يرفع العلم ويثبت الجهل ويشرب الخمر ويظهر الزنا (متفق عليه)
 

”Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat adalah
diangkatnya ilmu, ditetapkannya kebodohan, diminumnya khomr
dan ditampakkannya zina.” (muttafaq ’alayhi).
 

- Salah satu bentuk metode tashfiyah dan tarbiyah bagi umat
agar tidak menjadi alat permainan iblis dan bala tentarannya .


Syaikh Salim Al Hilali Hafidzhohullah berkata : “Ketahuilah bahwa
tipu daya iblis paling awal adalah memalingkan manusia dari illmu,
sebab ilmu adalah cahaya, dan jika telah padam cahaya lentera 

mereka, dengan mudah iblis akan membenamkan mereka dalam
kedzoliman (kegelapan) sekehendaknya.

RJ

Tentang Inovasi Dakwah by (Admin ID) -

ID (Inovasi Dakwah) hanya mengharap ridho Allah semata, kami ingin berinovasi tanpa melanggar aturan-aturan Allah SWT. Allahu Akbar...!!!

Ikuti Kami via Email :