Sahabat ID (Inovasi Dakwah)
Allah
merupakan Tuhan semesta alam, Dia-lah yang menciptakan jagad raya ini
beserta makhluk-makhluk di dalamnya. Semua makhluk yang diciptakan Allah
wajib tunduk kepada perintah-perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna karena diberikan akal sehat
untuk berfikir, namun akal atau pengetahuan yang diberikan oleh Allah
kepada manusia sangatlah sedikit.
Sehingga
kita tidak perlu memikirkan hal-hal yang sangat jauh dari kemampuan
akal kita seperti menanyakan hal-hal yang sangat mustahil untuk
diketahui oleh kemampuan akal manusia misal menanyakan 'Siapa yang
menciptakan Allah?, bagaimana rupa atau wujud Allah?' dan lain
sebagainya karena hal itu sangatlah mustahil untuk dicapai oleh akal
manusia.
Atheis: Siapa Yang Menciptakan Allah? Inilah Jawaban Pemuda Yang Membuat Anda Semakin Cinta Pada Islam
Seperti
kisah berikut ini yang mengkisahkan seorang Ateis (orang yang tidak
percaya akan eksistensi Tuhan), pada suatu hari ada seorang ateis yang
memasuki sebuah masjid. Kemudian dia mengajukan tiga buah pertanyaan
tapi dengan syarat harus dijawab menggunakan akal, artinya pertanyaan
yang dia ajukan tidak boleh dijawab dengan dalil.
Karena
orang ateis memang selalu mengukur segala sesuatunya itu menggunakan
akal atau bukti-bukti ilmiah dan mereka beranggapan bahwa dalil-dalil
hanya dipercaya oleh pengikutnya saja sedangkan dia orang yang tidak
percaya dengan Tuhan, oleh karena itu ia memberikan syarat agar
pertanyaannya tidak boleh dijawab menggunakan dalil.
Kemudian ia menantang orang-orang yang ada di masjid itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya yaitu:
1.
Siapa yang menciptakan Allah? Bukankah semua yang ada di dunia ada
karena ada penciptanya? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada
penciptanya?
2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air?Bukankah itu janji Allah di Surga?
3.
Ini pertanyaan terakhir, kalau Iblis itu terbuat dari api, lalu
bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka? Bukankah neraka juga
dari api?
vertical-align:
baseline;">Mendengar pertanyaan dari sang ateis tersebut, tak ada
seorang jamaah mampu menjawab pertanyaan tersebut kecuali salah seorang
pemuda, ia kemudian menjawab 3 pertanyaan ateis itu satu persatu.
Dan beginilah jawabannya:
Jawaban untuk pertanyaan pertama:
Pemuda: "Apakah
engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal? Sebagaimana
angka 2 adalah hasil dari 1+1 atau 4 yang berasal dari 2+2?" ateis
tersebut hanya bisa terdiam tanpa memberikan jawaban, lalu pemuda itu
melanjutkan, "Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal, dia
bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun,
lalu apa yang membuatmu sulit untuk memahami bahwa Allah itu Dzat Maha
Tunggal yangg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan?"
Jawaban untuk pertanyaan kedua:
Pemuda
tersebut berkata: "Saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika di
dalam perut ibu kita semua makan? apakah kita juga minum? kalau memang
kita makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut
ibu kita dulu? Jika engkau dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum
di perut ibu kita dan kita tidak buang air didalamnya, lalu apa yang
membuatmu sulit untuk percaya bahwa di Surga kelak kita akan makan dan
minum juga tanpa buang air?"
Jawaban untuk pertanyaan ketiga:
Ketika
menjawab pertanyaan ketiga, pemuda tersebut tiba-tiba menampar ateis
tersebut dengan sangat keras, ateis tersebut pun merasa kesakitan dan
marah-marah kepada pemuda tersebut.
Lalu
pemuda tersebut berkata: "Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini
dari tanah, dan pipi-mu juga terbuat dari kulit dari tanah juga, lalu
jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana bisa engkau merasa
kesakitan ketika saya menamparmu? Bukankah keduanya juga tercipta dari
bahan yang sama, sebagaimana Iblis (setan) dan api neraka?" Ateis
tersebut hanya bisa terdiam dan tertunduk tanpa bisa membantah apapun.
Kisah
ini mengajarkan kepada kita semua bahwasanya tidak semua pertanyaan
yang terkesan mencela dan merendahkan Islam harus dihadapi dengan
kekerasan. Justru kita harus menghadapi hal-hal seperti itu dengan ilmu,
seperti pemuda tadi yang dengan cerdas mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin bagi kita pertanyaan tersebut
sangatlah sulit untuk dijawab.
Itulah
salah satu contoh pemuda Islam yang memiliki budi pekerti yang tinggi
dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Lalu siapakah pemuda yang
menjawab pertanyaan tadi? ada yang mengatakan bahwa beliau adalah Imam
Abu Hanifah Rahimahullahu ketika beliau masih muda. Semoga kisah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua, aamiin.
Sumber: Makintau.com
